Perencanaan serta penjadwalan adalah bagian yang penting dari proses produksi sebelum pekerjaan turun ke bagian fabrikasi. Sistem penjadwalan yang tidak lebih baik bisa menghambat penyelesaian produk yang pada akhirnya bisa menurunkan kualitas volume produksi (troughput) yang dihasilkan.
|
Book Penjadwalan Mesin |
Pertamina UP VI Balongan Indramayu sebagai salah satu industri refinery minyak bumi yang mempunyai sistem produksi berbentuk flow production mengolah beberapa produk Bahan Bakar Minyak (BBM), non-BBM, maupun Bahan Bakar Khusus (BBK) menjadi salah satu kontribusi objek penelitian tentang masalah penjadwalan untuk n job m mesin dengan tak sedikit lintasan dengan menentukan titik konstrain (core constrain) serta selanjutnya mengelola sistem konstrain tersebut. Gap alias istilah lainnya Capacity Constrained Resources (CCR) artinya sumber yang jika tak diatur serta dijadwalkan dengan tepat, jadi akan mengakibatkan ajaran produksi di dalam pabrik akan berubah dari ajaran produk yang sudah direncanakan. Segala macam gangguan dalam proses produksi akan mengakibatkan CCR menjadi idle alias bottleneck. Supaya faktor tersebut tak terjadi jadi diharapkan management buffer yang melindungi CCR tak menjadi idle alias bottleneck.
Delay time serta overload (kelebihan kapasitas) pada salah satu sumber pada unit CDU (Crude Destillation Unit) artinya identifikasi konstrain pada stasiun konstrain dampak penumpukan beban pengerjaan pada satu sumber yang mengakibatkan sumber mengalami Bottleneck serta berimplikasi kepada utilitas mesin yang terbebani terlalu tinggi.
Dengan memakai Sistem Penjadwalan Heuristik berdasarkan pengembangan pendekatan DBR (prisip TOC) diupayakan bisa menjadi pilihan sistem penjadwalan di sistem refineryuntuk mereduksi completion time sumber konstrain dengan meminimalisasi utilitas mesin yang terlalu tinggi. Metode heuristik sendiri biasa dipakai untuk menyelesaiakan masalah riil dengan ukuran besar. Meskipun tak ada jaminan bahwa solusi yang diperoleh artinya solusi yang optimal, tetapi tak sedikit dipakai sebab penyelesaiannya yang lumayan sederhana. Metode Minimasi Gap dikembangkan oleh Jhonny C. Ho serta Yih Long Chang dari College ofManagement Georgia Institute of Technology, Atlanta. Perhitungan ukuran optimal dari timebuffer memakai pendekatan sistem antrian dari Zijm. Hal ini didasarkan pada pengidentifikasian jumlah optimal unit yang mengantri di depan server (ukuran optimal dari time buffer) yang akan mempertahankan keuntungan maksimal dalam operasi sekaligus masih melindungi gap/CCR.
Prinsip dari metode minimasi gap artinya menghapus gap/CCR yang terjadi pada operasi yang berturut-turut, jadi bisa diinginkan akan diperoleh jadwal dengan makespan yang lebih baik. Untuk itu, diharapkan penjadwalan awal sebagai solusi awal yang akan dievaluasi. Pada penelitian ini jadwal awal dilakukan dengan memakai metode Ho serta Yih Long Chang sebagai output incumbent solution. Sedangkan kriteria pengukuran yang dipakai artinya minimasi makespan serta reduksi utilitas mesin.
Penjadwalan dengan pendekatan DBR nyatanya memperlihatkan hasil makespan refinery yang cenderung lebih panjang dari penjadwalan aktual sebab memasukan variabel buffer dalam perhitungan. Walaupun demikian, pilihan penjadwalan dengan pendekatan DBR yang sudah dibangun bisa dikembangkan lebih lanjut khususnya dalam mendeteksi titik konstrain yang terjadi serta bisa diterapkan dalam lingkungan refinery dengan tingkat ketidakpastian serta variabilitas waktu proses yang tinggi.
Harga: Rp 135.000